Cinta Kasih menebarkan Kedamaian
Om awignam astu namo sidham
Om sidhirastu tad astu svaha,
Om anubhadrah kartayo yantu
visvatah ya namah svaha.
Om Svastyastu,
Umat Sudharma yang saya hormati
Bapak, ibu, umat se-Dharma yang berbahagia. Ijinkan
sejenak saya memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas berkat berlimpah dari beliau hari ini saya bisa berada disini
untuk membawakan Dharma Wacana yang mengangkat tema tentang Cinta Kasih, dan
lebih khusus saya beri judul yaitu “cinta kasih menebarkan kedamaian
Hadirin yang
berbahagia,
Saat ini kita berada pada jaman dimana umat manusia
dihadapkan pada era yang lebih banyak mempertontonkan keangkuhan, keserakahan,
serta sifat ke-tidak pedulian manusia terhadap sesama. Sangat sedikit sekali
kisah keseharian dari kehidupan kita yang menggambarkan rasa simpati, rasa
senasib sepenanggungan, apalagi hasrat untuk berbagi antara satu dengan yang
lainnya. Jikapun ada frekuensinya relative sangat sedikit. Kalaupun seseorang
atau sebuah lembaga mengadakan kegiatan kemanusiaan, itupun tidak terlepas dari
keinginan untuk menunjukkan identitas, ego, bahkan hanya sekedar skenario untuk
tujuan dibelakang yang ujung-ujungnya hanya untuk kepentingan pribadi.
Akar dari makna Cinta Kasih adalah perbuatan yang
selalu dilakukan untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk kita semua. Di
dasarkan pada pemahaman bahwa kerja yang kita lakukan adalah sebuah kewajiban
yang harus dilaksanakan, serta akan menjadi sangat mulia, tatkala kerja yang
kita lakukan tidak berdasarkan keinginan untuk mendapatkan pamrih yang
berlebihan, ataupun semacam teori berdagang yang hendak diterapkan, karena
selalu mengharapkan keuntungan dari setiap kerja yang dilakukannya.
Bapak/ibu,
umat se-Dharma yang berbahagia,
Dalam Bhagavat
Githa II.70
Apuryamanam acalya prasistam
Samudram apah prawicanti yadwat
Tadwat kama yan prawicanti sarwe
Sa santim apnoti na kama-kami
Artinya :
“Hanya orang-orang yang tidak
terpengaruh oleh arus keinginan, yang mengalir terus menerus yang masuk
bagaikan sungai-sungai kedalam lautan, yang senantiasa diisi tetapi selalu
tetap tenang untuk mencapai kedamaian bukan orang-orang yang berusaha mengisi
keinginan itu yang dapat mencapi kedamaian”.
Hadirin yang
berbahagia :
Adakalanya
perbuatan-perbuatan manusia digerakkan oleh sebuah mesin bernama keinginan.
mesin ini diberikan kesempatan untuk berkuasa maka sebuah gerbang kegelisahan telah
terbuka, menunggu untuk menjadikan carut-marut lingkaran perjalanan hidup.
Belajar dari pesen-pesan penuh makna nilai kasih sayang ini, saya mohon kepada
para hadirin untuk sejenak membuka ruang hati masing-masing untuk sebuah
pembelajaran tentang Cinta Kasih dari sekuntum bunga yang slalu hadir disekitar
kita yang selalu menebarkan kedamaian.
Bapak/ Ibu
umat Sudharma
Ada 4 pesan
yang ingin dititipkan kebatin kita semua oleh Sang BUNGA
yaitu :
- 1.
Bunga selalu berusaha menuju dan mengarah ke atas,
Setiap
perjalanan rohani seharusnya membuat kita semakin bergerak maju, mengurangi
beban-beban keinginan duniawi, sehingga membuat langkah kita semakin ringan
hingga pada akhirnya membawa kita keatas menuju perdamaian. Bunga sudah
melakukannya bahkan diranting yang terendahpun bunga selalu berusaha untuk
mengarahkan dirinya keatas, seolah-olah berpesan, “Lepaskanlah bebanmu, egomu,
mari kita bergerak untuk maju”.
- 2.
Bunga selalu memancarkan aroma keharuman
Tak terbantahkan bahwa sebagian besar dari bunga
memancarkan aroma keharuman, tidak perduli apakah dia tumbuh di sawah, di
ladang, di pinggir jalan, atau bahkan di pinggir got sekalipun bunga tidak
tergoyahkan. Dengan tangan kanan atau tangan kiri digunakan untuk memetik bunga
tadi lagi-lagi bunga tak terpengaruh, dia selalu hadir dengan keharuman yang
sempurna.
3. Bunga tidak
pernah menuntut dan tidak mengeluh
Kehidupan semestinya berubah, karena tiada yang kekal
kecuali perubahan itu. Tatkala bunga harus digantikan keberadaannya oleh buah
maka bunga menunjukkan sebuah pelajaran yang tak ternilai, yaitu “Jangan pernah
mengharapkan kehidupanmu berjalan sesuai dengan keinginanmu, tatkala
kebahagiaan datang bersiaplah menerima penderitaan diputaran waktu berikutnya”.
Bunga tidak pernah menuntut dan tidak mengeluh ketika posisinya harus
digantikan oleh buah.
- 4.
Pelajaran terakhir dan paling utama dari bunga, yaitu:
Bahwa manakala dia harus gugur dan rontok ke tanah,
sebuah pengorbanan besar tanpa pamrih ia lakukan, yaitu dengan membiarkan dirinya
hancur terurai, kemudian menjadi pupuk penyubur bagi tanaman yang ada
disekitarnya. Pesan penuh makna nilai kasih sayang ini hendak disampaikan
kepada kita yang hidup ini, bahwa manakala dalam keadaan serba kekurangan,
bahkan ketika penderitaan datang dia masih sempat membuat hidup lebih
bermanfaat untuk makhluk lain. Nah, pertanyaannya adalah: “Adakah diantara kita
yang bersedia mengikuti langkah Sang Bunga tadi?”.
Para hadirin yang terkasih,
Di dalam diri kita sudah ada bibit kasih sayang dan
kedamaiaan, perjalanan latihan bergerak semakin sempurna. Ketika manusia dalam
kesehariannya rajin menyirami bibit kasih sayng dan kedamaiaan, serta berhenti
menyirami bibit kebencian dan kemarahan. Satu-satunya jalan adalah dengan contohkan
akan damainya sebuah “Cinta Kasih”. Dia bisa seteguh karang dan menyentuh embun
pagi yang sejuk dan menyegarkan. Berangkat dari sentuhan-sentuhan hangat kasih
sayang, tidak seharusnya kita saling membenci, dan tidak mesti ada persaingan
dengan menyakitai yang lainnya. Bila bibit kasih yang kita tanam kemudiaan
diairi dengan siraman keikhlasan, serta di pupuk dengan keheningan, maka suatu
saat akan ekar bunga-bunga kebahagiaan sejati (Sat cit Ananda).
Bapak/ibu, umat se-Dharma,
Kasih Tuhan atau kasih yang suci ini, jangan dianggap
sebagai sesuatu yang “Asing bagi manusia”, ubahlah kebencian menjadi kasih,
ubahlah kemarahan menjadi kasih, bila hati manusia penuh dengan kasih maka
seluruh dunia akan menjadi santhi / damai. Dalam konsep Veda sudah dibahas
dengan jelas “Vasudaiva Khuthumbakam” bahwa seluruh dunia adalah sebuah
keluarga besar, sehingga kita harus hidup dalam persaudaraan
cintaKasih merupakan sifat dasar dan alami dari
manusia. Memberikan ruang yang cukup untuknya berkembang maka membuat bungan
kasih bermekaran dimana-mana. Para hadirin yang berbahagia,
Demikian
tadi pesan dharma yang dapat saya
hadirkan, di hadapan bapak-bapak, ibu-ibu, dan umat se-Dharma yang hadir
disini. Tentunya, tersirat di dalam lubuk hati yang paling dalam akan sebuah
harapan agar kiranya Dharma Wacana ini bisa menjadi bahan perenuangan untuk
kita semua yang hadir di sini, paling tidak apa yang menjadi judul dari materi
tersebut bisa terwujud, dengan mengajak semua yang hadir disini untuk menebarkan
kedamaian dengan ajaran Cinta Kasij”. Terima kasih atas perhatiaannya, mohon
maaf yang setulus-tulusnya apabila terdapat kesalahan baik materi, kata-kata,
maupun penyampaian Dan
kepada Ida SangHyang Widhi Wasa, hamba haturkan
Om ksantawyo waciko mama.
-Om Santi, Santi, Santi, Om-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar