Makarti Jaya

Makarti Jaya

Jumat, 19 Juli 2019

Kerukunan dan Toleransi umat beragama dalam pandangan Hindu


Kerukunan dan Toleransi umat beragama dalam pandangan Hindu

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, beraneka ragam ras, bermacam-macam golongan, beragam budaya.  Penduduknya menganut berbagai macam agama serta penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda.  Hal itu merupakan Anugrah dari tuhan YME. Bagaikan pelangi diangkasa, menjadi sangat indah karena disusun oleh berbagai spektrum warna yang berbeda-beda. Atau sebuah taman yang ditumbuhi berbagai macam bunga aneka warna dan tumbuh bermacam-macam pohon beraneka bentuk serta hidup bermacam-macam burung berkicau yang sangat indah.

Kerukunan umat beragama berarti antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia secara sadar hidup rukun dan damai.  Hidup rukun dan damai dilandasi oleh toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan dan  bekerjasama dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hidup rukun artinya hidup bersama dalam masyarakat secara damai, saling menghormati dan saling bergotong royong/bekerjasama.

Manusia ditakdirkan Hyang Widdhi sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material, kebutuhan spiritual, maupun kebutuhan akan rasa aman.

Kitab Weda (Kitab suci Umat Hindu)  memerintahkan manusia untuk selalu menjalankan Tri Hita Karana Yaitu : selalu berbakti kepada Hyang Widdhi,  hidup rukun dengan alam lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama umat  manusia.  Dalam menjalin hubungan dengan  umat manusia, diperinthkan untuk selalu rukun tanpa memandang :  ras, kebangsaan, suku, agama, orang asing, pribumi maupun pendatang, dls. Sehingga umat Hindu selalu berdoa sebagai  berikut :

Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina yunam, ihasmasu ni ‘acchalam.(Atharvaveda VII.52.1

Artinya :

Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang dikenal dengan akrab, Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang asing, semoga Engkau memberkahi kami dengan keserasian (kerukunan/keharmonisan)

Janam bibhrati bahudha vivacasam, nanadharmanam prthivi yathaukasam, sahasram dhara dravinasya me duham, dhruveva dhenur anapasphuranti ( Atharvaveda XII.I.45)

            Artinya :

Semua orang berbicara dengan  bahasa yang berbeda-beda, dan memeluk Agama (kepercayaan) yang berbeda-beda, Sehingga Bumi Pertiwi bagaikan sebuah keluarga yang memikul beban.  Semoga Ia melimpahkan kemakmuran kepada kita dan menumbuhkan penghormatan diantara kita, seperti seekor sapi betina kepada anak-anaknya

Bahkan umat Hindu selalu berdoa untuk keselamatan seluruh mahluk hidup, seperti bait ke 5 Puja Trisandya  yang wajib dilantunkan 3 (tiga) kali dalam sehari oleh umat Hindu yang taat :

Om Ksamasva mam mahadewa, sarwaprani hitangkara, mam moca sarwa papebyah, palayaswa Sadasiwa) yang artinya : Hyang Widdhi ampunilah hamba, semoga semua mahluk hidup (Sarwaprani) memperoleh keselamatan( hitangkara ),bebaskan hamba dari segala dosa dan lindungilan hamba. (Keterangan. : Mahadewa dan Sadasiwa adalah nama-nama ke-Maha Kuasa-an Hyang Widdhi Wasa/Tuhan YME).

Perintah-perintah Hyang Widdhi  kepada manusia supaya selalu hidup rukun

Didalam pustaka suci weda terdapat perintah-perintah Hyang Widhi tentang hidup rukun diantaranya :

               1.      Tri Hita Karana.                                                              
               2.      Tri Kaya Parisudha,   
               3.       Catur paramita       
               4.      Tat Twam Asi
        
        1.      Tri Hita Karana


  Tri Hita Karana artinya tiga penyebab kebahagiaan yaitu :
1.      Membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widdhi Wasa/ Tuhan YME (Parahyangan)
2.      Membina hubungan harmonis antara manusia dengan manusia tanpa membedakan asal usul, ras, suku, agama, kebangsaan dll. (Pawongan)
3.      Membina hubungan harmonis antara manusia dengan alam lingkungan(Palemahan)

Ketiga-tiga hubungan yang harmonis ini dapat mendatangkan kebahagiaan, kedamaian, kerukunan bagi kehidupan manusia.

2.      Tri Kaya Parisudha
                                                                                                                                                                                             Tri Kaya Parisudha  artinya tiga perilaku yang harus disucikan yaitu :
1.     Manacika Parisudha, yaitu mensucikan pikiran, antara lain: selaluberpikir positif terhadap orang lain, berpikir tenang (manahprasadah), lemah lembut (saumyatwam), pendiam (maunam), mengendalikan diri (atmawinigrahah), jiwa suci/lurus hati (bhawasamsuddir).
2.      Wacika Parisudha, yaitu mensucikan ucapan, antara lain :  berkata yang lemah lembut, berkata yang tidak melukai hati/tidak menyinggung perasaan/tidak menyebabkan orang marah (anudwegakaram wakyam), berkata yang benar(satyam wakyam/satya wacana),  berkata-kata yang menyenangkan (priyahitam wakyam),  dapat dipercaya dan berguna.
3.      Kayika Parisudha, yaitu mensucikan perbuatan, antara lain :     bertingkah laku yang santun,  hormat pada para orang suci/pendeta,   hormat pada para guru,    hormat pada orang yang arif bijaksana,   berperilaku  suci( saucam),   benar (arjawa),  tidak menyakiti/membunuh mahluk lain (ahimsa).

Tri kaya Parisudha merupakan  petunjuk Hyang Widdhi (BG.XVII.14-16) kepada manusia dalam mencapai kesempurnaan Hidup.  Trikaya parisudha diperintahkan  supaya setiap orang selalu berpikir positip terhadap orang lain, berkata-kata yang lemah lembut dan menyenangkan orang lain, serta menghindari berperilaku yang membuat orang lain tidak senang. Melaksanakan Trikaya parisudha untuk menghindari adanya rasa kurang menghormati harkat dan martabat manusia yang dapat menimbulkan kemarahan dan rasa dendam yang berkepanjangan di antara sesama manusia.

3.      Catur Paramita

Di samping itu dalam pergaulanya di masyarakat manusia diperintahkan untuk  selalu mendasarkan tingkah lakunya kepada “Catur Paramita” yaitu : 
1.      Maitri, mengembangkan rasa kasih sayang. 
2.      Mudhita, membuat orang simpati. 
3.      Karuna, suka menolong.  
4.      Upeksa, mewujudkan keserasian, keselarasan, kerukunan  dan keseimbangan   

4.      Tat Twam Asi

Apabila diterjemahkan secara artikulasi Tat Twam Asi berarti Itu adalah Aku atau kamu adalah aku. Dalam pergaulan hidup sehari-hari  manusia diperintahkan selalu berpedoman kepada Tat Twam Asi, sehingga tidak mudah melaksanakan perbuatan yang dapat menyinggung perasaan bahkan dapat menyakiti hati orang lain dan pada akhirnya menimbulkan rasa iri hati  benci dan kemarahan.  Dengan menganggap orang lain adalah diri kita sendiri, berarti kita memperlakukan orang lain, seperti apa yang ingin orang lain lakukan terhadap kita.

Tat Twam Asi menjurus kepada Tepa Selira atau Tenggang Rasa yang  menuntun manusia dalam berpikir, berkata-kata  dan berperilaku,  sehingga tidak berpikir negatif terhadap orang lain, tidak berkata-kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain,  dan tidak berperilaku  yang dapat merugikan orang lain.

Musuh-musuh dalam diri manusia penyebab terganggunya Kerukunan dan ketentraman :

Ada enam musuh utama dalam diri manusia yang harus dikalahkan untuk meningkatkan spiritualitas manusia, sekaligus bermanfaat menciptakan kerukunan dan kedamaian Umat manusia.  Ke-enam musuh yang ada pada manusia disebut Sad Ripu yaitu :
1.      Kama artinya sifat penuh nafsu indriya terutama nafsu sex.
2.      Lobha artinya sifat loba dan serakah.
3.      Krodha artinya sifat  pemarah/mudah marah.
4.      Mada artinya sifat suka mabuk-mabukan
5.      Moha artinya sifat  angkuh dan sombong.
6.      Matsarya artinya  sifat dengki dan iri hati

Selain enam musuh utama dalam diri manusia yang harus dikalahkan,  adalagi yang disebut Sad Atatayi,  yaitu enam kejahatan yang  membuat manusia menderita, sehingga dilarang untuk dilakukan  yaitu :
1.      Agnida: membakar milik orang lain.
2.      Wisada: meracuni dengan racun ( insektisida maupun bahan kimia atau obat-obat terlarang) orang lain atau mahluk lain.
3.      Atharwa: menggunakan ilmu hitam (black magic, misalnya santet, sihir, gendam, leak dll) untuk menyengsarakan orang lain.
4.      Sastraghna: mengamuk atau membunuh .
5.      Dratikrama: memperkosa termasuk juga pelecehan sexual.
6.      Rajapisuna: memfitnah

Dalam Bhagavadgita XVI.21-22. Kama (nafsu sex), krodha (marah) dan lobha(serakah) disebutkan sebagai tiga jalan menuju neraka (Triwidham narakasye’dam), Jalan untuk menuju kehancuran diri (dwaram nasanam atmanah ), sehingga ketiganya harus disingkirkan (tasmad etat trayam tyajet) dari diri manusia. Orang yang bisa membebaskan diri dari Kemarahan, Keserakahan, dan Nafsu sexual yang tidak pantas dan berbuat untuk kemuliaan Tuhan YME akhirnya bisa mencapai tempat yang tertinggi ( sorga bahkan moksa)

Kemarahan atau orang yang marah  dapat  menimbulkan penderitaan bagi orang lain. Kemarahan yang di ujudkan dengan kekerasan,  misalnya membunuh, membakar, mencelakai dan lain sebagainya mengganggu ketentraman dan kedamaian.

Orang yang cepat marah atau sering marah-marah dapat menderita   berbagai penyakit diantaranya : serangan jantung, hipertensi, stroke dan  radang lambung (maag). Kenapa orang yang sering marah atau cepat marah mudah terserang penyakit tersebut ?,  mekanismenya sebagai berikut :

Pada saat marah,  tonus syaraf simpatis akan meningkat. Syaraf simpatismempunyai target organ diantaranya di pembuluh darah, jantung dan glandula adrenal dan ginjal.  Pada pemuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah, pada jantung menyebabkan denyut jantung meningkat, pada glandula adrenal memacu keluarnya hormon adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan jantung berdebar-debar, sedangkan pada ginjal memacu apparatus juxta glomerularis untuk mengeluarkan renin.... dst menyebabkan penyempitan pemuluh darah dan tertimbunnya cairan pada pembuluh darah.  Pembuluh darah menyempit sementara pompa jantung bekerja sangat kuat ditambah tertimbunnya cairan pada pembuluh darah menyebabkan tekanan dalam pembuluh darah sangat tinggi (Hipertensi). Tekanan darah tinggi yang tidak bisa diatasi oleh pembuluh darah bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah, kalau diotak disebut STROKE dan kalau di jantung bisa menyebabkan mati mendadak(SADDEN DEATH). Kemarahan juga memacu syaraf parasimpatis  pada lambung,  sehingga lambung mengeluaran asam lambung, penyebab    radang lambung (penyakit maag). Oleh karena itu kendalikan kemarahan dengan selalu BERSABAR.

Keserakahan, misalnya:  mengurangi hak orang lain, menggelapkan hak orang lain, korupsi, memindahkan patok/batas-batas tanah, merampas secara paksa hak-hak  orang lain, dll  dapat menimbulkan penderitan pada orang lain. Apabila si korban tidak bisa menerima perlakuan tersebut dapat menimbulkan percekcokan yang ujung-ujungya kerukunan terganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar