Makarti Jaya

Makarti Jaya

Rabu, 17 Juli 2019

PANDANGAN HINDU MENGENAI PERPINDAHAN AGAMA


PANDANGAN HINDU MENGENAI PERPINDAHAN AGAMA
Om svastyastu
Om avignam astu nama sidham

: “pandangan hindu mengenai perpindahan agama ”.Hal ini menurut saya sangat penting disampaikan pada acara ini, karena permasalahan yang terjadi di dunia umumnya dan di indonesia  perkembangan Agama Hindu mengenai fenomena mudahnya umat hindu indah agama dan menganut kepercayaan lain,saya mencoba meyoroti sebab-sebab perpindahan agama dengan meneliti dari berbagai sumber buku,google,wacana seorang pendharmawacana Dosen STAH ketika pujawali di Pura Kerti buana Waylunik,apalagi di  Bali TV Bapak  Gubernur Mangku Pastika pernah mengatakan keprihatinan beliau dalam sepuluh tahun terakhir ini, setiap Tahun 10% dari penduduk Bali yang beragama Hindu pindah agama dengan berbagai sebab.
Sesungguhnya beberapa permasalahan tersebut tidak perlu terjadi seandainya kita konsisten melaksanakan Tri Kerangka Dasar Agama Hindu dengan seimbang,mengetahui Tatwa(pengetahuan agama),Susila(etika atau moral), dan Upacara(ritual). kemudian bagaimanakah sebab-sebab utama dan cara pemecahan permasalahan tersebut.Mari kita lihat!
Umat se-dharma yang saya hormati,
Pandangan Hindu mengenai perpindahan agama ke agama lain umumnnya disebabkan suatu perkawinan,Mereka memandang bahwa perkawinan itu terjadi karena jodoh.Cara pandang mereka ini sangat keliru dan sangat berbahaya bagi generasi Hindu, seolah-olah berlindung di bawah keagungan Brahman padahal mereka itu tidak mempercayai Brahman (Hyang Widhi).Kalau memang  setiap perkawinan itu karena jodoh,mengapa tidak ada orang Eskimo dari kutub kawin dengan orang Bali?  Mengapa tidak ada gadis Uganda yang berkulit hitam pekat kawin dengan bujang ganteng dari bali?Tidak ada mantram atau sloka dalam kitab suci Veda yang mencantumkan tentang perkawinan karena jodoh,Brahman hanya mewahyukan hukum untuk dijadikan pegangan hidup umatnnya Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan,tinggal kita yang menjalankannya.karena segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup didunia maya(semu) ini tergantung dari kita,jadi nasib itu kitalah yang menentukannya mau bernasib baik atau bernasib buruk tergantung dari diri kita.
Perkawinan biasannya diawali dengan adannya interaksi  saling mengenal satu sama lain,dilanjutkan dengan berteman,kemudian diteruskan ke masalah Cinta.ia tidak pernah berpikir diantara mereka terjadi perbedaan agama,mengenai urusan agama belakangan.Orang-orang Hindu yang melakukan cara seperti ini,biasannya berasal dari keluarga yang tidak menempatkan agama”adalah segalannya(way of life)”dalam hidup ini.Dalam keadaan sudah terlanjur cinta,ditambah lagi adannya desakan dari keluarganya maka orang yang mempunyai lemah mental dan lemah keyakinan akhirnya meninggalkan agamannya yang disebabkan lemahnnya pemahaman Agama Hindu, sehingga karena cinta saja dan himpitan ekonomi belaka mereka berani meninggalkan agamannya.
Pindah agama juga sering menimpa para gadis Hindu, hal ini disebabkan salah satunya sebagai berikut:
v  Gadis Hindu terlalu mudah terpikat oleh rayuan laki-laki  berkeyakinan lain.
v  Orang tua kurang peduli terhadap anak gadisnnya,sebagaimana dikatakan di dalam “Manawa Dharmasastra”orang tua lelakilah yang seharusnnya lebih banyak menaruh perhatian dan melindungi anak gadisnnya.
v  Ada yang pindah agama karena mengikuti kepercayaan istri,ada karena alasan supaya bisa menduduki jabatan,terlebih dikarenakan alasan ekonomi dll.
Hal ini perlu kita cermati dari beberapa kasus nyata yaitu ada seseorang saudara kita yang tadinya sudah pindah agama,lalu jatuh sakit dan sebelum meninggal berpesan kepada keluarganya bila meninggal supaya diupacarakan sebagai seorang hindu, inilah suatu pertanda bahwa apa yang dia tinggalkan teryata  masih mengikatnya secara alamniskala .
Maka dari itu sangatlah perlu kita renungkan Hukuman bagi seseorang yang meninggalkan agama Hindu seperti yang diyatakan dalam sastra-satra suci dibawah ini:
v  Setelah ajal tiba Sang Atman tidak akan bertemu jalan menuju sorga loka.
Dalam kitab suci “Bhagavadgita,III.35” disebutkan sebagai berikut:

श्रेयान्स्वधर्मो विगुणः परधर्मात्स्वनुष्ठितात्।
स्वधर्मे निधनं श्रेयः परधर्मो भयावहः ॥३५
Śreyān sva-dharmo vigunah para-dharmāt svanusthitāt,
Sva-dharme nidhanam Śreyah para-dharmo bhayāvahah.
Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmannya orang lain yang dilakukan dengan baik,lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain yang sangat berbahaya”
Kita sebenarnnya telah beragama Hindu sejak Atman/Roh/Jiwa diciptakan Brahman,jadi tidak baik mengatakan kita beragama Hindu sejak kita lahir ke dunia maya ini kecuali moksa,mengapa? Sebab Agama Hindu mengenal Reinkarnasi yaitu lahir secara berulang-ulang untuk memperbaiki karmawasana sampai kita mencapai kelepasan yaitu moksa bukan sorga.
v  Tidak akan pernah mencapai kebahagiaan,kesempurnaan dan tujuan tertinggi(moksa)
Hal ini tersurat dalam kitab suci “Bhagawadgita,XVI.23” yang artinnya: Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab suci Veda,ada dibawah pengaruh kama(nafsu),tidak akan mencapai kesempurnaan,kebahagiaan dan tujuan tertinggi(moksa)
Sloka diatas  memberi tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci Veda,hanya karena ingin menuruti kama(nafsu),apabila  ini terjadi maka seseorang itu tidak akan pernah selamat.
Bisa jadi orang yang meninggalkan agama Hindu,didunia maya ini dia bahagia,akan tetapi dapat dipastikan kelak atmannya tidak akan pernah damai.”
v  Atmannya akan tenggelam ke lembah neraka
Apabila seseorang meninggalkan Agama Hindu berarti tidak bisa lagi membayar tiga macam hutang(Tri Rna).Dalam kitab suci “Manawa Dharmasastra,V1.35”  disebutkan yang artinnya “Kalau ia telah membayar tiga macam hutangnnya(kepada Brahman,leluhur dan orang tua)hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk mencapai kebebasan terakhir ini tanpa meyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah(lembah neraka).

Umat se-dharma yang berbahagia dan rekan-rekan siswa- siswi generasi muda hindu,
 Marilah kita bersama-sama meningkatkan cara beragama kita untuk memperkecil seseorang pindah agama,banyak hal yang harus dibenahi oleh umat Hindu salah satunya yaitu tidak berhenti hanya kepada Pelaksanaan Panca Yadnya(manusia,rsi,dewa,bhuta,pitra) ditingkatkan ke pelaksanaan menjalankan pengetahuan agama melalui Panca Maha Yadnya adalah sebagai berikut:
  1. 1)      Jnana yadnya:  belajar dan memberikan pengetahuan rohani kepada orang lain.Jika menginginkan umat Hindu menjadi lebih arif dan bijaksana,maka pengetahuan umat harus ditingkatkan,Veda mengatakan jangan sesekali mengharap  hal itu pada seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan suci.Dalam Sastra Hindu terdapat petikan kata mutiara berikut: Ilmu tanpa dharma berbahaya Harta tanpa dharma miskin,Kedudukan tanpa dharma gelisah,Manusia tanpa dharma hampa  
  2. 2)      Yoga yadnya: yaitu dengan jalan melaksanakan Yoga,didalam yoga terdapat larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar dan terdapat pula anjuran-anjuran yang harus dilakukan dengan penuh disiplin sehingga umat dapat mengendalikan dirinya dari dampak pengaruh era modern saat ini.maka hal sederhana yang dapat kita lakukan: Pertama,Peka terhadap permasalahan umat,kedua,hati nurani kita sesuai dengan ajaran suci Hindu ketiga,meyeleksi pergaulan.
  3. 3) Harta yadnya: yaitu dengan jalan ber-dana punia, di dalam sastra suci menganjurkan agar umat 5% dari penghasilannya disisihkan benar-benar digunakan untuk kepentingan kemanusiaan misalnya,dalam mendirikan sekolah-sekolah yang bernuansa Hindu,Rumah sakit Hindu,Bank Hindu dll,yang kedepannya ini yang seharusnnya menjadi program kita bersama.
  4. 4)      Kriya yadnya: yaitu melaksanakan pelayanan kepada umat dengan tulus ikhlas dapat berupa ngayah di pura,saling tolong-menolong dalam memajukan kehidupan dalam segala lini kehidupan.
  5. 5)Angga yadnya: yaitu dengan jalan pengorbanan dari anggota tubuh atau donor darah yang termasuk yadnnya yang tingkatannya tinggi.

Kemudian muncul pertanyaan khusus saya berikan kepada berbagai pihak,lembaga-lembaga hindu,tokoh umat,para cendikiawan hindu dalam meyikapi fenomena pindah agama ini diperlukan terobosan-terobosan atau strategi nyata yang dapat kita lakukan:
Pertama,Memberdayakan seluruh komponen sumber daya yang ada seperti lembaga umat PHDI dll.
Kedua,Memberikan perhatian kepada wadah-wadah pembinaan umat seperti sekolah formal,non formal(Pasraman),Pesantian,sanggar seni dan budaya.
Ketiga,Menggalakkan Dharmawacana oleh Cendikiawan hindu,orang suci termasuk Pemangku,Dharmatula(diskusi agama), Dharma Sadhana(rutinitas keagamaan,Pasraman kilat dan sebagainnya.
Ke-empat,Membangun wadah-wadah kegiatan sosial(Yayasan) untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Hindu,khususnya untuk membantu kelangsunganpenddidikan anak-anak muda Hindu.
Semua ini memerlukan perenungan,kesadaran,motivator,pengorbanan,baik dalam bentuk pemikiran,waktu,terutama dalam wujud materi,sehingga akan sangat terhindar dari perilaku mudah ber-pindah Agama.Sebelum kita kehilangan banyak umat,mari kita menghimbau diri sendiri dan umat se-dharma,tengoklah kedalam diri kita masing-masing. Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru untuk mencegah adannya fenomena mudahnya umat Hindu pindah agama di Indonesia ini.Selamat berjuang!
Umat se-dharma yang saya muliyakan,
Untuk menumbuhkan agar kita kuat keyakinan dan Bhakti kita, saya mempunyaiResep/Resepsionis(resep saya yang paling manis) melalui lagu rohani puja Saraswati berikut ini:
Om Saraswati namostu bhyam,warade kama rupini,siddha rambha karisyami,siddhi bhawantume sadam.
Om padma patra wimalaksmi,Padma kesara warni,Nityam padma laya dewi,Tubhyam nama Saraswati,Om


      Kita dapat meyayikan lagu Rohani ini diwaktu  kita belajar ,bersembahyang ,disekolah ,dirumah ,dipasraman,saat Odalan, di hari Galungan,Kuningan,Sivaratri dll,terlebih di hari raya Saraswati agar beliau menuntun kita untuk memperoleh tujuan hidup yaitu Dharma(kebenaran) ,Artha (kekayaan),Kama(kesenangan) dan Moksa(kebahagiaan yang Abadi).Semoga!
Dari paparan Dharmawacana yang saya samapikan tadi maka dapat saya simpulkan fenomena mudahnnya umat Hindu pindah Agama  Sesungguhnya beberapa permasalahan ini tidak perlu terjadi seandainya kita konsisten melaksanakan Tri Kerangka Dasar Agama Hindu dengan seimbang,mengetahui Tatwa(pengetahuan agama),Susila(etika atau moral), dan Upacara(ritual)   sebab-sebab utama meliputi: karena alasan ekonomi, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak gadisnya seharusnya memberikan keyakinan yang kuat akan ke-Hinduannya,yang jelas dalam sastra-sastra suci hindu meyatakan seseorang pindah agama tidak akan mencapai moksa dan jatuh ke lembah neraka.oleh karena itu untuk meperkuat keyakinan kita harus meningkatkan cara beragama kita dengan Panca Maha Yandnya yaitu dengan Jnana yadnya(ilmu pengetahuan),Yoga Yadnya(disiplin yoga),Harta Yadnya(dana punia),Kriya Yadnya(pelayanaan kepada umat) serta Angga Yadnya(donor darah).untuk itu ini menjadi tugas kita bersama terlebih lembaga-lembaga Hindu agar berperan aktif memberikan peyuluhanagama,Dharmawacana,membangun wadah-wadah kegiatan sosial sehingga umat Hindu kedepan mampu generasi mudanya menjadi benteng-benteng hindu untuk keberlangsungan Hindu.
Demikian pesan Dharma Wacana saya, jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya minta maaf kepada Brahman saya mohon ampun,semoga bermanfaat,terimakasi
OM SANTI SANTI SANTI OM



Tidak ada komentar:

Posting Komentar