PANDANGAN HINDU MENGENAI PERPINDAHAN
AGAMA
Om avignam astu nama sidham
:” “pandangan
hindu mengenai perpindahan agama ”.Hal ini menurut saya sangat penting disampaikan
pada acara ini, karena permasalahan yang terjadi di dunia umumnya dan di
indonesia perkembangan Agama Hindu mengenai fenomena mudahnya umat
hindu indah agama dan menganut kepercayaan lain,saya mencoba meyoroti
sebab-sebab perpindahan agama dengan meneliti dari berbagai sumber
buku,google,wacana seorang pendharmawacana Dosen STAH ketika pujawali di
Pura Kerti buana Waylunik,apalagi di Bali TV Bapak Gubernur
Mangku Pastika pernah mengatakan keprihatinan beliau dalam sepuluh tahun
terakhir ini, setiap Tahun 10% dari penduduk Bali yang beragama Hindu
pindah agama dengan berbagai sebab.
Sesungguhnya beberapa permasalahan
tersebut tidak perlu terjadi seandainya kita konsisten melaksanakan Tri
Kerangka Dasar Agama Hindu dengan seimbang,mengetahui Tatwa(pengetahuan
agama),Susila(etika atau moral), dan Upacara(ritual). kemudian bagaimanakah
sebab-sebab utama dan cara pemecahan permasalahan tersebut.Mari kita lihat!
Umat se-dharma yang saya hormati,
Pandangan Hindu mengenai perpindahan
agama ke agama lain umumnnya disebabkan suatu perkawinan,Mereka
memandang bahwa perkawinan itu terjadi karena jodoh.Cara pandang mereka
ini sangat keliru dan sangat berbahaya bagi generasi Hindu, seolah-olah berlindung
di bawah keagungan Brahman padahal mereka itu tidak mempercayai Brahman
(Hyang Widhi).Kalau memang setiap perkawinan itu karena
jodoh,mengapa tidak ada orang Eskimo dari kutub kawin dengan orang
Bali? Mengapa tidak ada gadis Uganda yang berkulit hitam pekat kawin
dengan bujang ganteng dari bali?Tidak ada mantram atau sloka dalam kitab suci
Veda yang mencantumkan tentang perkawinan karena jodoh,Brahman hanya
mewahyukan hukum untuk dijadikan pegangan hidup
umatnnya Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan,tinggal kita yang
menjalankannya.karena segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup didunia
maya(semu) ini tergantung dari kita,jadi nasib itu kitalah yang menentukannya
mau bernasib baik atau bernasib buruk tergantung dari diri kita.
Perkawinan biasannya diawali
dengan adannya interaksi saling mengenal satu sama lain,dilanjutkan
dengan berteman,kemudian diteruskan ke masalah Cinta.ia tidak
pernah berpikir diantara mereka terjadi perbedaan agama,mengenai urusan agama
belakangan.Orang-orang Hindu yang melakukan cara seperti ini,biasannya berasal
dari keluarga yang tidak menempatkan agama”adalah segalannya(way of
life)”dalam hidup ini.Dalam keadaan sudah terlanjur cinta,ditambah lagi
adannya desakan dari keluarganya maka orang yang mempunyai lemah mental dan
lemah keyakinan akhirnya meninggalkan agamannya yang disebabkan lemahnnya
pemahaman Agama Hindu, sehingga karena cinta saja dan himpitan ekonomi belaka
mereka berani meninggalkan agamannya.
Pindah agama juga sering menimpa
para gadis Hindu, hal ini disebabkan salah satunya sebagai berikut:
v Gadis Hindu terlalu mudah terpikat oleh rayuan
laki-laki berkeyakinan lain.
v Orang tua kurang peduli terhadap anak gadisnnya,sebagaimana
dikatakan di dalam “Manawa Dharmasastra”orang tua lelakilah yang seharusnnya
lebih banyak menaruh perhatian dan melindungi anak gadisnnya.
v Ada yang pindah agama karena mengikuti kepercayaan istri,ada
karena alasan supaya bisa menduduki jabatan,terlebih dikarenakan alasan ekonomi
dll.
Hal ini perlu kita cermati dari
beberapa kasus nyata yaitu ada seseorang saudara kita yang tadinya sudah pindah
agama,lalu jatuh sakit dan sebelum meninggal berpesan kepada keluarganya bila
meninggal supaya diupacarakan sebagai seorang hindu, inilah suatu pertanda
bahwa apa yang dia tinggalkan teryata masih mengikatnya secara alamniskala .
Maka dari itu sangatlah perlu kita
renungkan Hukuman bagi seseorang yang meninggalkan agama Hindu seperti yang
diyatakan dalam sastra-satra suci dibawah ini:
v Setelah ajal tiba Sang Atman tidak akan bertemu jalan menuju
sorga loka.
Dalam kitab suci
“Bhagavadgita,III.35” disebutkan sebagai berikut:
श्रेयान्स्वधर्मो विगुणः परधर्मात्स्वनुष्ठितात्।
स्वधर्मे निधनं श्रेयः परधर्मो भयावहः ॥३५
Śreyān sva-dharmo vigunah para-dharmāt
svanusthitāt,
Sva-dharme nidhanam Śreyah
para-dharmo bhayāvahah.
“Lebih baik mengerjakan kewajiban
sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmannya orang lain yang dilakukan
dengan baik,lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain
yang sangat berbahaya”
Kita sebenarnnya telah beragama
Hindu sejak Atman/Roh/Jiwa diciptakan Brahman,jadi tidak baik mengatakan kita
beragama Hindu sejak kita lahir ke dunia maya ini kecuali moksa,mengapa? Sebab
Agama Hindu mengenal Reinkarnasi yaitu lahir secara berulang-ulang untuk
memperbaiki karmawasana sampai kita mencapai kelepasan yaitu moksa bukan sorga.
v Tidak akan pernah mencapai kebahagiaan,kesempurnaan dan
tujuan tertinggi(moksa)
Hal ini tersurat dalam kitab suci
“Bhagawadgita,XVI.23” yang artinnya: Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran
kitab suci Veda,ada dibawah pengaruh kama(nafsu),tidak akan mencapai
kesempurnaan,kebahagiaan dan tujuan tertinggi(moksa)
Sloka diatas memberi
tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci Veda,hanya karena ingin
menuruti kama(nafsu),apabila ini terjadi maka seseorang itu tidak
akan pernah selamat.
“Bisa jadi orang yang
meninggalkan agama Hindu,didunia maya ini dia bahagia,akan tetapi dapat
dipastikan kelak atmannya tidak akan pernah damai.”
v Atmannya akan tenggelam ke lembah neraka
Apabila seseorang meninggalkan Agama
Hindu berarti tidak bisa lagi membayar tiga macam hutang(Tri Rna).Dalam kitab
suci “Manawa Dharmasastra,V1.35” disebutkan yang artinnya “Kalau
ia telah membayar tiga macam hutangnnya(kepada Brahman,leluhur dan orang
tua)hendaknya ia menunjukkan pikirannya untuk mencapai kebebasan terakhir ini
tanpa meyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah(lembah neraka).
Umat
se-dharma yang berbahagia dan rekan-rekan siswa- siswi generasi muda hindu,
Marilah kita bersama-sama
meningkatkan cara beragama kita untuk memperkecil seseorang pindah agama,banyak
hal yang harus dibenahi oleh umat Hindu salah satunya yaitu tidak berhenti
hanya kepada Pelaksanaan Panca Yadnya(manusia,rsi,dewa,bhuta,pitra)
ditingkatkan ke pelaksanaan menjalankan pengetahuan agama melalui Panca
Maha Yadnya adalah sebagai berikut:
- 1) Jnana yadnya: belajar dan memberikan pengetahuan rohani kepada orang lain.Jika menginginkan umat Hindu menjadi lebih arif dan bijaksana,maka pengetahuan umat harus ditingkatkan,Veda mengatakan jangan sesekali mengharap hal itu pada seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan suci.Dalam Sastra Hindu terdapat petikan kata mutiara berikut: Ilmu tanpa dharma berbahaya Harta tanpa dharma miskin,Kedudukan tanpa dharma gelisah,Manusia tanpa dharma hampa
- 2) Yoga yadnya: yaitu dengan jalan melaksanakan Yoga,didalam yoga terdapat larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar dan terdapat pula anjuran-anjuran yang harus dilakukan dengan penuh disiplin sehingga umat dapat mengendalikan dirinya dari dampak pengaruh era modern saat ini.maka hal sederhana yang dapat kita lakukan: Pertama,Peka terhadap permasalahan umat,kedua,hati nurani kita sesuai dengan ajaran suci Hindu ketiga,meyeleksi pergaulan.
- 3) Harta yadnya: yaitu dengan jalan ber-dana punia, di dalam sastra suci menganjurkan agar umat 5% dari penghasilannya disisihkan benar-benar digunakan untuk kepentingan kemanusiaan misalnya,dalam mendirikan sekolah-sekolah yang bernuansa Hindu,Rumah sakit Hindu,Bank Hindu dll,yang kedepannya ini yang seharusnnya menjadi program kita bersama.
- 4) Kriya yadnya: yaitu melaksanakan pelayanan kepada umat dengan tulus ikhlas dapat berupa ngayah di pura,saling tolong-menolong dalam memajukan kehidupan dalam segala lini kehidupan.
- 5)Angga yadnya: yaitu dengan jalan pengorbanan dari anggota tubuh atau donor darah yang termasuk yadnnya yang tingkatannya tinggi.
Kemudian muncul pertanyaan khusus
saya berikan kepada berbagai pihak,lembaga-lembaga hindu,tokoh umat,para
cendikiawan hindu dalam meyikapi fenomena pindah agama ini diperlukan
terobosan-terobosan atau strategi nyata yang dapat kita lakukan:
Pertama,Memberdayakan seluruh komponen sumber daya yang ada seperti
lembaga umat PHDI dll.
Kedua,Memberikan perhatian kepada wadah-wadah pembinaan umat
seperti sekolah formal,non formal(Pasraman),Pesantian,sanggar seni dan budaya.
Ketiga,Menggalakkan Dharmawacana oleh Cendikiawan hindu,orang
suci termasuk Pemangku,Dharmatula(diskusi agama), Dharma Sadhana(rutinitas
keagamaan,Pasraman kilat dan sebagainnya.
Ke-empat,Membangun wadah-wadah kegiatan sosial(Yayasan) untuk
memperbaiki kualitas sumber daya manusia Hindu,khususnya untuk membantu
kelangsunganpenddidikan anak-anak muda Hindu.
Semua ini memerlukan
perenungan,kesadaran,motivator,pengorbanan,baik dalam bentuk
pemikiran,waktu,terutama dalam wujud materi,sehingga akan sangat
terhindar dari perilaku mudah ber-pindah Agama.Sebelum kita kehilangan
banyak umat,mari kita menghimbau diri sendiri dan umat se-dharma,tengoklah
kedalam diri kita masing-masing. Semoga pikiran yang baik datang dari segala
penjuru untuk mencegah adannya fenomena mudahnya umat Hindu pindah agama di
Indonesia ini.Selamat berjuang!
Umat se-dharma
yang saya muliyakan,
Untuk menumbuhkan agar kita kuat
keyakinan dan Bhakti kita, saya mempunyaiResep/Resepsionis(resep saya
yang paling manis) melalui lagu rohani puja Saraswati berikut ini:
Om Saraswati namostu bhyam,warade
kama rupini,siddha rambha karisyami,siddhi bhawantume sadam.
Om padma patra wimalaksmi,Padma
kesara warni,Nityam padma laya dewi,Tubhyam nama Saraswati,Om
Kita dapat meyayikan
lagu Rohani ini diwaktu kita belajar ,bersembahyang ,disekolah
,dirumah ,dipasraman,saat Odalan, di hari Galungan,Kuningan,Sivaratri
dll,terlebih di hari raya Saraswati agar beliau menuntun kita
untuk memperoleh tujuan hidup yaitu
Dharma(kebenaran) ,Artha (kekayaan),Kama(kesenangan) dan
Moksa(kebahagiaan yang Abadi).Semoga!
Dari paparan Dharmawacana yang saya
samapikan tadi maka dapat saya simpulkan fenomena mudahnnya umat Hindu
pindah Agama Sesungguhnya beberapa permasalahan ini tidak perlu
terjadi seandainya kita konsisten melaksanakan Tri Kerangka Dasar Agama Hindu
dengan seimbang,mengetahui Tatwa(pengetahuan agama),Susila(etika atau moral),
dan Upacara(ritual) sebab-sebab utama meliputi: karena alasan
ekonomi, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak gadisnya seharusnya
memberikan keyakinan yang kuat akan ke-Hinduannya,yang jelas dalam sastra-sastra
suci hindu meyatakan seseorang pindah agama tidak akan mencapai moksa dan jatuh
ke lembah neraka.oleh karena itu untuk meperkuat keyakinan kita harus
meningkatkan cara beragama kita dengan Panca Maha Yandnya yaitu dengan Jnana
yadnya(ilmu pengetahuan),Yoga Yadnya(disiplin yoga),Harta Yadnya(dana
punia),Kriya Yadnya(pelayanaan kepada umat) serta Angga Yadnya(donor
darah).untuk itu ini menjadi tugas kita bersama terlebih lembaga-lembaga Hindu
agar berperan aktif memberikan peyuluhanagama,Dharmawacana,membangun
wadah-wadah kegiatan sosial sehingga umat Hindu kedepan mampu generasi mudanya
menjadi benteng-benteng hindu untuk keberlangsungan Hindu.
Demikian pesan Dharma Wacana saya,
jika ada kata-kata yang kurang berkenan saya minta maaf kepada Brahman saya
mohon ampun,semoga bermanfaat,terimakasi
OM SANTI SANTI SANTI OM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar