Makarti Jaya

Makarti Jaya

Rabu, 17 Juli 2019

PPG IHDN 2019 "1

SEMANGAT PUPUTAN
" PPG IHDN 2019" Palembang Wong Kito Galo

TEORI BELAJAR

Indikator Pencapaian Kompetensi Soal PPG pada Bab Teori Belajar


1.   Menjelaskan manfaat guru mempelajari teori belajar


Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada manusia. Pengajar akan mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga siswa dapat belajar dengan optimal.

2.   Menjelaskan hakekat belajar dengan benar


Menurut Hudoyo (1988) belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif  lama dan tetap. Kegiatan yang dimaksud itu dapat diamati dengan adanya interaksi individu dengan lingkungannya.


3.   Menjelaskan teori belajar behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanisme 

a.    Behaviorisme

Pavlov

Dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu,  perilaku  manusia dapat berubah  sesuai  dengan apa yang diinginkan melalui 4 fase, yaitu:
1)   akuisisi,
2)   eliminasi,
3)   generalisasi,
4)   deskriminasi

Throndik

belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya, sehingga paham ini disebut paham koneksionisme.
1.   Hukum Kesiapan (law of readiness),
2.   Hukum Latihan (law of exercise),
3.   Hukum Akibat (law of effect)

Skinner

Usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi  penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.

Bandura

orang dapat mempelajari tindakan-tindakan baru hanya dengan mengamati bagaimana orang lain melakukannya.

Gutrie

Peningkatan hasil belajar secara berangsur-angsur dapat dicapai oleh siswa karena kedekatan asosiasi antara stimulus  dan respon.

b.   Kognitivisme


Peaget

proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkrit ke abstrak yang berurutan melalui empat periode.
1.   Periode sensori motor (0 -2 tahun),
2.   Periode pra  operasional (2 -7 tahun ),
3.   Periode operasional konkrit (7 – 11/12 tahun), dan
4.   Periode operasi formal (11/12 tahun ke atas)

Gagne

Proses yang terjadi  seperti cara kerja komputer, yang dimulai  dari masukan
(input) kemudian proses (procces) dan keluaran (output).
Stimulus tidak sampai kepada ingatan jangka pendek karena stimulus tersebut tidak dapat menjadi perhatian, untuk itu guru perlu menyusun bahan pelajaran tersebut agar mudah diingat, misalnya menyusun berdasarkan kekompleksitasnya atau dengan jembatan keledai.

Bruner

memahami konsep-konsep dan struktur-struktur  yang  terdapat  dalam   materi yang  dipelajari   serta  mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut.

Enactive.

belajarnya menggunakan / memanipulasi objek-obek secara langsung.

Ikonic.

memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek.

Symbolic.

memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek.

Enaktif

siswa memanipulasi obyek secara langsung. Guru membawa benda konkrit berupa 3 buah jeruk kemudian guru menunjukkan lagi 2 buah jeruk. Siswa dan guru bersama- sama  menghitung  buah jeruk, sehingga ada 5 buah jeruk.

Ikonik

Guru menyajikan gambar jeruk dipapan tulis, agar siswa memiliki gambaran dari objek

Simbolik

Selanjutnya guru  menuliskan dalam simbol bilangan dipapan tulis.   3+2= 5

Ausubel

Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful) bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Dienes

Setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada siswa dalam bentuk-bentuk konkrit.
1)   Permainan bebas (free play),
2)   Permainan yang menggunakan aturan (games),
3)   Permainan mencari kesamaan sifat (searching for comunalities),
4)   Permainan dengan representasi (representation),
5)   Permainan dengan simbulisasi (simbolization),
6)   Formalisasi (formalization).

Van Hiele

Tiga unsur utama dalam pembelajaran Geometri, yaitu waktu, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang diterapkan.
Tahapan-tahapan belajar Geometri :
  1. Pengenalan bentuk suatu bangun geometri,
  2. Analisis sifat-sifat dari bangun geometri,
  3. Pengurutan bangun-bangun geometri yang satu dengan lainnya saling berhubungan,
  4. Deduksi, dan
  5. Akurasi

Brownell dan Van Engen

Belajar matematika itu harus merupakan belajar bermakna dan pengertian

c.    Konstruktivisme


Jean Piaget

Belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru saja, tetapi juga penstrukturan kembali informasi dan pengalaman yang baru.
Misalnya  di  dalam  struktur  mental  siswa  telah  ada  pengorganisasian  dan

pengelompokan bentuk-bentuk persegi, persegi panjang, jajargenjang. Kemudian siswa  diberikan bangun trapesium,  siswa  mengerti  bahwa trapesium  merupakan segi empat dengan sifat yang sedikit berbeda dengan struktur kognitif yang telah dimilki. Berarti siswa tersebut menyatukan objek ke dalam struktur kognitif yang sudah dimilikinya dan terjadilah apa yang disebut asimilasi. Setelah itu, terjadi penstrukturan kembali konsep yang telah dimiliki siswa karena adanya informasi baru tentang trapesium tadi. Ini berarti terjadi akomodasi.


Vygotsky

Perkembangan kognitif terbatas dalam rentang kecil pada setiap usia dan interaksi sosial dengan orang-orang yang lebih berpengalaman diperlukan untuk menemukan “zona perkembangan terdekat” yang dikenal dengan ZPD (Zone of Proximal Development).

Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiakultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara  aspek  internal  dan  eksternal  dari  pembelajaran  dan  penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran.


d.   Humanisme

Humanisme memandang bahwa belajar adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya  dan  dirinya  sendiri.

Arthur Combs


Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah  dari  ketidakmampuan  seseorang  untuk  melakukan  sesuatu yang  tidak akan memberikan kepuasan baginya, sehingga yang penting adalah bagaimana  membawa  siswa  untuk  memperoleh  arti/makna  bagi  pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Maslow


Dalam   diri   individu   ada   dua   hal,  yaitu  suatu  usaha  yang  positif  untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow   mengemukakan   bahwa   individu   berperilaku   dalam   upaya   untuk memenuhi kebutuhan    yang    bersifat    hirarkis.    Menurut    Maslow,    setiap individu      memiliki  kebutuhan-kebutuhan  yang tersusun  secara  hirarki  dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan  paling  bawah  terpenuhi  maka  akan  muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.


Carl Rogers

 Carl  Rogers  (dalam  Suranto,  2015)  membedakan  dua  tipe  belajar,  yaitu: Kognitif (kebermaknaan) dan     experiential (pengalaman atau signifikansi). Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengaktualisasi diri dan memiliki dorongan  untuk  menjadi  dirinya  sendiri.  Karena  setiap  individu    terdapat kemampuan untuk mengerti dirinya sendiri, menentukan hidupnya    sendiri, dan    menangani    sendiri    masalah    yang    dihadapinya.    Itulah sebabnya dalam proses pembelajaran hendaknya diciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengaktualisasi dirinya.

Menurut  Rogers  (2002)  yang  terpenting  dalam  proses  pembelajaran  adalah guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
  1. Menjadi  manusia berarti  memiliki  kekuatan yang wajar untuk belajar.
  2. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
  3. Siswa     akan     mempelajari     hal-hal     yang     bermakna     bagi     dirinya.
  4. Pengorganisasian bahan  pelajaran  berarti  mengorganisasikan  bahan  dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
  5. Pengorganisasian  bahan  pembelajaran  berarti  mengorganisasikan  bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
  6. Belajar  yang  bermakna  dalam  masyarakat  modern  berarti  belajar tentang proses.

6.   Menjelaskan peran hakekat belajar untuk   merumuskan berbagai teori belajar

Untuk lebih mengoptimalkan hasil pembelajaran, guru perlu memadukan beberapa teori belajar. Namun harus diperhatikan bahwa tidak semua teori belajar dapat dipadukan,
karena berangkat dari asumsi-asumsi yang berbeda dalam penyusunan teori belajar
tersebut

7.   Membedakan behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme dan humanism

a.    Behavioristik

  1. Menekankan pada stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku.
  2. Setiap perilaku dapat dipelajari.
  3. Tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru.
  4. Menekankan pada perubahan perilaku yang teramati.

b.   Humanistik

  1. Menekankan pada keunikan sikap individu.
  2. Individu adalah orang yang bebas menentukan apa yang dipelajarinya.
  3. Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau pengalaman dan menemukan maknanya secara personal atau pribadi.

c.    Kognitif

1.   Menekankan pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak kasat mata.

d.   Konstruktivistik sosial

  1. Pebelajar adalah orang yang secara aktif membangun pengetahuan danketerampilan melalui interaksi atau kolaborasi dengan orang lain.
  2. Siswa tidak memiliki pemahaman satu persepsi.

e.   Konstruktivistik kognitif

  1. Individu membangun pemahamannya melalui eksplorasi
  2. Menyatakan bahwa pebelajar adalah orang yang secara individual harus menemukan , mentransformasi, dan mengecek kemballi, serta merevisi informasi yang lama.
  3. Siswa memiliki pemahaman satu persepsi.

9.   Menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran

  1. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentukdan mengubah struktur kognitif siswa,
  2. Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan logika.
  3. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial
KOMPETENSI INTI GURU: MENGUASAI TEORI BELAJAR DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
1.    Teori ini  memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)  dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang dimaksud adalah…           
A.  Behaviorisme   
B.  Humanistik       
C.  Sibernetik         
D.  Kontruktivisme
2.    Di dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Hal ini merupakan penerapan teori belajar….
A.  Sibernetik         
B.  Humannistik     
C.  Behaviorisme    
D.  Konstruktivisme
3.    Menurut teori ini, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, motivator, dan memberikan kesadaran mengenai makna kehidupan pada siswa. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini adalah ….
A.    Humanistik   
B.     Konstruktivisme         
C.     kognitivisme   
D.    Nativisme
4.    Pada masa kini siswa dituntut untuk dapat belajar setiap saat dan bisa terjadi di manapun. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang memungkinkan belajar jarak jauh dalam jaringan atau online. Pernyataan diatas sejalan dengan teori belajar ….
A.  Sibernetik        
B.  Konstruktivisme           
C.  Behaviorisme    
D.  Kognitivisme
"
A.    Behaviorisme
B.     Konstruktivisme
C.    Kognitivisme
D.    Sibernatik


Pembahasan
Macam-Macam Teori Belajar
  • ü  Behaviorisme: Teori belajar tingkah laku (behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil dari  pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)  dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise).
  • ü  Kognitivisme: Menurut Piaget, struktur kognitif atau skemata (schema) adalah suatu organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk pada saat orang itu berinterkasi dengan lingkungannya. Sejalan dengan itu, pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang.
  • ü  Konstruktivisme: Belajar untuk menemukan (learning by discovery is learning to discover). di kelas para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu.
  • ü  Nativisme: belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian detil kaidah-kaidah atau struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD (Language Acquasition Device) yang sudah tersedia secara alamiah pada manusia.
  • ü  Humanistik: tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses balajar dianggap berhasil jika seorang pelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.
  • ü  Sibernatik: belajar adalah pengolahan atau pemrosesan informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini juga lebih mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.

Latihan Soal Pilihan Ganda Tentang Teori Belajar 
  1. Sebuah teori belajar secara filosofis tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitifisme
    c. Konstruktivisme
    d. Afektifisme
  2. Sebuah teori belajar secara filosofis tentang perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitifisme
    c. Konstruktivisme
    d. Afektifisme
  3. Sebuah teori belajar secara filosofis pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitifisme
    c. Konstruktivisme
    d. Afektifisme
  4. Sebuah teori belajar secara psikologis tentang salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek–aspek mental merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitifisme
    c. Konstruktivisme
    d. Afektifisme
  5. Sebuah teori belajar secara psikologis tentang tahapan perkembangan individu merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitif Piaget
    c. Konstruktivisme
    d. Afektifisme
  6. Sebuah teori belajar secara psikologis dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar merupakan teori belajar...
    a. Behaviorisme
    b. Kognitif Piaget
    c. Pemrosesan Informasi
    d. Afektifisme 
  7. Jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Effect
    b. Law of Readiness
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning
  8. Kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Effect
    b. Law of Readiness
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning
  9. Kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Effect
    b. Law of Readiness
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning
  10. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Effect
    b. Law of Readiness
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning
  11. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Respondent Extinction
    b. Law of Readiness
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning 
  12. Jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Respondent Extinction
    b. Law of operant conditining
    c. Law of Exercise
    d. Law of Respondent Conditioning 
  13. Jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah merupakan teori belajar behaviorisme...
    a. Law of Respondent Extinction
    b. Law of operant conditining
    c. Law of operant extinction
    d. Law of Respondent Conditioning
  14. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 20, belajar adalah …
    a. Proses mengubah jati diri seseorang
    b. Aktivitas yang dilakukan seseorang
    c. pengalaman atau pelatihan seseorang
    d. semua aktivitas mental seseorang
  15. Teori belajar yang mendudukkan siswa sebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman merupakan pengertian dari teori belajar….
    a. Behaviorisme
    b. Humanistik
    c. Sibernetik
    d. Kontruktivis
  16. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Pernyataan tersebut merupakan prinsip pembelajaran….
    a. Perhatian dan Motivasi
    b. Keaktifan
    c. Keterlibatan Langsung
    d. Pengulangan
  17. Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah ….
    a. Bandura, Wielkeiwicks, Ausubel
    b. Ausubel, Bruner,Bandura
    c. Wielkeiwicks, Ausubel,Burner
    d. Ausubel, Bruner, dan Gagne
  18. Teori ini menggabungkan antara potensi-potensi otak kanan dan otak kiri sehingga potensi-potensi tersebut dapat berjalan optimal. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.Teori belajar ini disebut….
    a. Teori Belajar Revolusi Sosiokultural
    b. Teori Kecerdasan Ganda
    c. Teori Belajar Sosial
    d. Teori Pembelajaran Sosial
  19. Aliran ini lebih menekankan bagaimana kegiatan pembelajaran menjadi menarik. Artinya, mendapatkan perhatian dari peserta didik diperlukan alat bantu. Alat bantu ini sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.Teori ini tergolong aliran ….
    a. Behaviorisme
    b. Humanistik
    c. Sibernetik
    d. Konstruktivisme
  20. Berbagai prinsip belajar yang relatif berlaku umum dapat digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran. Prinsip tersebut adalah ….
    a. Perhatian dan motivasi
    b. Keaktifan dan pandangan
    c. Keterlibatan langsung dan pandangan hidup
    d. Pengulangan dan pola individual
  21. Paham behaviorisme adalah paham yang mengemukakan bahwa proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-respons) Paham tersebut termasuk aliran:
    a. Strukturalisme
    b. Deskriptif
    c. Fungsional
    d. Nativisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar