DHARMA WACANA
PENERAPAN AJARAN TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN
Om awignam astu namo
sidham
Om sidhirastu tad astu svaha,
Om anubhadrah kartayo
yantu visvatah ya namah svaha.
Om Svastyastu,
Bapak/Ibu Dewan Juri yang saya
hormati
Umat Sudharma yang saya hormati
Dan Seluruh Peserta Pendharma
Wacana yang saya hormati
Pertama- tama marilah
kita mengucapkan sidhirastu kehadapan Ida
SangHyang Widhi, karena berkat
perkenan Beliaulah kita semua dapat bertemu di ruangan ini dalam suasana yang
indah yang penuh kebahagiaan dan kedamain, dalam keadaan yang sehat jasmani
maupun rohani. izinkanlah
saya untuk ikut memeriahkan rangkaian kegiatan Utsawa Dharma Gita Serta
menyampaikan sabda Hyang Widhi dalam rangkuman Dharma Wacana yang bertema “PENERAPAN AJARAN TRI HITA KARANA DALAM
KEHIDUPAN”.
Bapak/ibu umat sudharma,
Tri Hita Karana merupakan suatu
konsep atau ajaran dalam agama hindu yang selalu menitik beratkan bagaimana antara sesama
bisa hidup secara rukun dan damai. Tri
hita karana bisa diartikan tiga penyebab kesejahteraan. Yang mana Tri yang
artinya tiga, Hita yang artinya sejahtera, dan Karana yang artinya penyebab.
Adapun tiga hal tersebut adalah parhayangan, pawongan, dan palemahan. Konsep
Tri Hita Karana muncul berkaitan dengan keberadaan desa adat Bali. Dengan kata
lain bahwa ciri khas desa adat Bali harus mempunyai unsur wilayah, orang-orang
atau masyarakat yang menempati suatu wilayah serta adanya tempat suci untuk
memuja Tuhan.
Pembagian ajaran Tri Hita karana
meliputi;
1. Parhayangan
Parhyangan
berasal dari kata hyang yang artinya
Tuhan. Parhayangan berarti ketuhanan atau hal-hal yang berkaitan dengan
keagamaan dalam rangka memuja ida sang hyang widhi wasa. Dalam arti yang sempit
parhyangan berarti tempat suci untuk memuja tuhan.
Menurut
tinjauan Dharma susila, manusia menyembah dan berbhakti kepada tuhan disebabkan
oleh sifat-sifat parama (mulia) yang dimilkinya.. Karena hal tersebut diatas,
maka satu-satunya dharma/susila yang dapat kita sajikan kepada beliau hanyalah
dengan jalan menghaturkan parama suksmaning idep atau rasa terima kasih kita
yang setinggi-tingginya kepada beliau.
Hadirin yang saya hormati,
Adapun
contoh implementasi rasa syukur kita kepada tuhan adalah dengan jalan :
1) Sujud bhakti menghaturkan yadnya dan
persembahyangan Tri Sandhya kepada tuhan yang maha esa).
2) Berziarah atau berkunjung
ketempat-tempat suci atau tirta yatra untuk memohon kesucian lahir dan bhatin
3)
Mempelajari
dengan sungguh-sungguh ajaran-ajaran mengenai ketuhanan, mengamalkan serta
menuruti dengan teliti segala ajaran-ajaran Agama. Dalam Bhagawadgita IX.14 dikatakan bahwa :
“Satatam
kirtayatom mam
Yatantas ca drsha vrtatah
Namasyantas ca mam bhatya
Ni tyayuktah upsate”
Yang
artinya adalah :
Berbuatlah
selalu hanya untuk memuji-Ku dan lakukanlah tugas pengabdian itu dengan tiada
putus-putusnya. Engkau yang memujaku dengan tiada henti-hentinya itu serta
dengan kebaktian yang kekal adalah dekat dengan-Ku.
Umat sudarma yang berbahagia,
Disamping
itu rasa bhakti kepada ida sanghyang widhi wasa itu timbul dalam hati manusia
berupa sembah, puji-pujian, doa penyerahan diri, rasa rendah hati dan rasa
berkorban untuk kebajikan. Kita sebagai umat manusia yang beragama dan
bersusila harus menjunjung dan memenuhi kewajiban, antara lain cinta kepada
kebenaran, kejujuran, keikhlasan, dan keadilan. Sesuai dengan swadharmaning umat
yang religius, yakni untuk dapat mencapai moksartam jagad hita ya ca itri
dharma, yakni kebahagiaan hidup duniawi dan kesempurnaan kebahagioan rohani
yang langgeng (moksa).
2. Pawongan
Pawonan berasal dari kata wong (dalam bahasa jawa) yang
artinya orang. Pawongan adalah perihal
yang berkaitan dengan orang dalam satu kehidupan masyarakat, dalam arti
yang sempit pawongan adalah kelompok
manusia yang bermasyarakat yang tinggal dalam satu wilayah.
sebagai mahluk sosial juga harus membina hubungan dengan
sesama Manusia dan mahluk lainya. Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia
dan mahluk lain ini adalah hubungan antar anggota keluarga , masyarakat, antara
anak, suami dan istri dan lainnya. Hubungan manusia dengan mahluk lainya
hendaknya dapat menciptanya suasana rukun, harmonis, dan damai serta saling
bantu membantu satu sama lain dengan hati yang penuh dengan cinta kasih. Yang
mana kasih merupakan dasar kebajikan.
Bapak /ibu yang saya hormati
Dalam
manu smerti II,138 disebut :
yang
artinya:
berkatalah
yang sewajarnya jangan mengucapkan kata kata yang kasar. Walaupun kata-kata itu
benar, jangan pula mengucapkan kata-kata lemah lembut namun dusta. Inilah hukum
susila yang abadi (sanatana dharma).
3. Palemahan
Palemahan
berasal dari kata lemah yang artinya tanah. Palemahan juga berati bhuwana atau
alam. Dalam artian yang sempit palemahan berarti wilayah suatu pemukiman atau tempat tinggal.
Manusia
hidup di alam dan dari hasil alam. Hal inilah yang melandasi terjadinya
hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta ini.
Untuk
tetap menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam, umat Hindu melaksanakan
upacar tumpek uye (tumpek kandang), yang bertujuan untuk menjaga kelestarian
hidup binatang dan melaksanakan upacara tumpek wariga (tumpek bubuh) untuk
melestarikan tumbuh-tumbuhan..
Demikianlah
penjelasan mengenai pembagian dari tri hita karana tersebut. Arti penting
ajaran Tri hita karana ini merupakan ajaran agama hindu yang universal. Ajaran
tri hita karana mengarahkan manusia untuk selalu mengharmoniskan hubungan
manusia dengan sang pencipta, manusia dengan alam semesta, dan hubungan manusia
dengan mahluk lainnya.
Demikianlah Dharma wacana yang
dapat saya sampaikan pada hari yang bahagia ini semoga diterapkan dalam kehidupan kita
supaya tercipta suatu keadaan yang harmonis, tentram dan damai,
jika ada dalam penyampaian yang salah atau kurang berkenan kepada Bapak /Ibu
dewan Juri dan umat Sudharma saya mohon maaf. Dan kepada Ida SangHyang Widhi
Wasa, hamba haturkan Om ksantawyo waciko mama.
Om santhi, santhi, santhi om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar